silahkan klik icon    jika video tidak dapat diputar

Sinopsis

Program ini menggambarkan siswa yang tidak peduli dengan sampah yang berserakan di halaman sekolah dan membuang sampah sembarangan. Untuk mengatasi masalah ini, guru dapat melakukan pembelajaran untuk menanamkan pembiasaan menjaga kebersihan melalui bentuk permainan ”kompetitif area”, yaitu dengan membagi siswa menjadi kelompok kecil dan berlomba untuk melakukan pembersihan lingkungan sekolah / area masing-masing.

Dadang Sukirman

Dari tayangan yang ada, tidak ada proses pembelajaran, dikarenakan dalam tayangan siswa langsung berada di luar kelas, kebanyakan mereka sedang bermain. Guru keluar kelas dan langsung memperingatkan siswa untuk tidak membuang sampah sembarangan. Tayangan ini lebih mengutamakan pendidikan karakter dimana siswa diharapkan mempunyai sikap kerja sama, disiplin, dan pembiasaan diri dalam hal kebersihan.

Drs. Hanafi, M.Pd.

  1. Tidak ada berdoa sebelum belajar dan penutup selesai belajar.
  2. Tidak ada evaluasi diakhir kegiatan belajar.
  3. Sesuai peserta didik.
  4. Sesuai kurikulum.

Ranny Indriany Syam S, S.Pd.

Similar Posts

49 Comments

  1. Nama:UMI DWI ANANDA
    Nim:856U17286
    UPBJJ :UT Palembang Pokjar Pelalawan
    Menurut saya yang saya amati dari video pertama di atas guru tersebut melihat dari kejauhan siswa nya memakan kacang dan membuang kulit sembarangan, lalu iya menghampiri anak tersebut dan memberi nasehat untuk tidak membuang sampah sembarangan, setelah itu ia pun pergi, anak muridnya tetap membuang sampah sembarang. Dalam Vidio kedua guru mengunakan motode kompotitif tersebut sehingga area yang diterapkan oleh guru tersebut sudah cocok untuk diterapkan kepada siswa, dan guru membuat permainan, siapa yang mengumpulkan sampah yang lebih banyak maka ia yang duluan boleh memasuki kelas, siswa antusias dan mengumpulkan sebanyak banyak sampah, sehingga sekolah tampak bersih dan sampah tidak berserakan lagi.
    Namun dalam penerapan yang diharapkan guru juga harus sudah siap dan menguasai materi pembelajaran agar dalam proses belajar mengajar tetap terciptanya suasana belajar yang kondusif dan efektif sehingga metode pembelajaran dapat tetap sampai dengan baik dan siswa.

  2. Nama: Windi Agustina
    Nim. : 856949126
    SMT. : 8
    Dari vidio yang telah saya lihat, memang pembelajaran IPS dalam penerapan sistem pembelajaran kompetitif area sangat bagus, akan tetapi jika kita terapkan kedalam RPP maka sangat kurang sempurna. Beberapa hal terlewatkan seperti pembukaan yang biasanya berisi informasi seputar materi yang akan dibahas dan juga memberi matifasi dalam belajar, agar peserta didik mulai nyaman dan antusias dalam belajar. Tapi sepertinya dalam vidio diatas itu terjadi bukan didalam kelas pembelajaran. Melainkan ketika kelas baru akan dimulai, sebenarnya bagus niat guru dalam memberikan kesadaran pada siswa dalam pentingnya menjaga lingkungan, akan tetapi jika kegiatan dimulai sebelum aktifitas belajar mengajar seharusnya guru melibatkan semua kelas bukan hanya satu kelas saja, sehingganya lebih mudah dan simpel dalam penerapan kepada siswa untuk mencintai lingkungan dan membuang sampah pada tempatnya. Sistem ini sangat cocok dan membuat siswa memiliki jiwa gotong royong dan semangat dalam membersihkan lingkungan.

  3. Nama : Sumarlin
    NIM : 856331823

    Pada Video diatas tampak bahwa guru kurang interaktif, tidak memulai dan menyudahi pembelajaran dengan berdoa, namun materi yang disampaikan sesuai jenjang.

  4. Tayangan tersebut tidak terlihat adanya prosen pembelajaran. Tayangan tersebut lebih memfokuskan dan menekankan pada pendidikan karakter, di mana siswa diharapkan memiliki sikap kerja sama, disiplin, dan membiasakan diri dengan kebersihan.

  5. Nama: Jihan Asla Suryana
    Nim : 856484954
    Pokjar: Dumai
    Di dalam permainan yang mengandung pembelajaran metode kompetitif diatas anak-anak belajar tentang pentingnya menjaga kebersihan khususnya perihal membuang sampah pada tempatnya, dengan metode kompetitif tersebut menghasilkan 2 hal sekaligus, yaitu lingkungan langsung bersih dalam waktu sekejap, dan anak-anak tertanam pembelajaran peduli terhadap lingkungan dengan membuang sampah pada tempatnya.

    Diharapkan pembelajaran ini bisa memberikan impact yang lebih bukan hanya ceramah guru yang sering dilontarkan dengan kata-kata “buanglah sampah pada tempatnya” tetapi juga dengan metode kompetitif ini peserta didik benar-benar praktek langsung didampingi oleh guru mengenai hal kebersihan lingkungan dan diharapkan dengan metode ini bisa mengena ke masing-masing peserta didik sehingga anak didik betul-betul paham dan bisa mempraktekan mengenai kebersihan lingkungan terutama membuang sampah pada tempatnya.

  6. Nama : Novi
    NIM : 858043257
    Pokjar : Maria Elsye
    Semester : 8

    Setelah menyimak video pembelajaran di atas yang berjudul “Pembelajaran model kompetitif”. Menurut saya, guru hanya memperhatikan siswa/mengamati siswa dari depan ruangan, kemudian guru menghampiri siswa untuk menegur siswa jangan membuang sampah sembarangan dan menasehati siswa agar selalu menjaga kebersihan lingkungan. Kemudian guru tersebut mengajak siswa bermain kompetitif area yaitu kegiatan yang dilakukan siswa secara berkelompok yang berlomba secara sukarela untuk mengumpulkan sampah sebanyak-banyaknya menjadi pemenang. Permainan tersebut dilakukan seorang guru untuk menjaga kebersihan lingkungan sekolah.

    Guru seharusnya tidak hanya menegur siswanya membuang sampah sembarangan, tetapi guru seharusnya menerapkannya pada saat pembelajaran berlangsung, agar siswa terbiasa bersikap kerja sama, disiplin, dan membiasaan diri dalam hal kebersihan sejak dini.

  7. Setelah mengamati vidio Tayangan tersebut tidak terlihat adanya prosen pembelajaran. Tayangan tersebut lebih memfokuskan dan menekankan pada pendidikan karakter, di mana siswa diharapkan memiliki sikap kerja sama, disiplin, dan membiasakan diri dengan kebersihan., Beberapa hal terlewatkan seperti pembukaan yang biasanya berisi informasi seputar materi yang akan dibahas dan juga memberi matifasi dalam belajar, agar peserta didik mulai nyaman dan antusias dalam belajar. Tapi sepertinya dalam vidio diatas itu terjadi bukan didalam kelas pembelajaran. Melainkan ketika kelas baru akan dimulai, sebenarnya bagus niat guru dalam memberikan kesadaran pada siswa dalam pentingnya menjaga lingkungan, akan tetapi jika kegiatan dimulai sebelum aktifitas belajar mengajar seharusnya guru melibatkan semua kelas bukan hanya satu kelas saja, sehingganya lebih mudah dan simpel dalam penerapan kepada siswa untuk mencintai lingkungan dan membuang sampah pada tempatnya.

  8. Nama : shinta febrisa
    Nim: 856637766

    Dari video pembelajaran tidak ada penjelasan dari guru tentang pentingnya kebersihan lingkungan sekitar, siswa langsung diajak keluar kelas dan memungut sampah, setelah melakukan kegiatan, siswa tidak melakukan diskusi tentang gerakan memungut sampah, selama di halaman sekolah anak2 tidak dibimbing dan diarahkan untuk memilah smpah organik dan nonorganik. Sehingga siswa dapat memilah sampah dan menempatkannya sesuai tempatnya..

  9. Nama. : Luluk Purwati
    NIM : 858912348
    Pokjar : Genteng A

    Izin berkomentar. Setelah menyimak video pembelajaran di atas yang berjudul “Pembelajaran Model Kompetitif” Saya dapat menyimpulkan bahwasannya pada awal video hanya memperlihatkan seorang guru yang sedang memperhatikan siswanya dari depan kelas, kemudian beliau menghampiri siswa tersebut untuk menegur dengan nasehat harus selalu membuang sampah pada tempat sampah. Terdapat beberapa alur pembelajaran yang terlewat seperti salam, doa, cek daftar hadir, apersepsi, penyampaian tema dan tujuan materi hari ini, serta metode yang akan digunakan dalam pembelajaran. Seperti yang sudah saya lihat bahwa dari video pembelajaran tidak ada penjelasan dari guru terkait tentang pentingnya kebersihan lingkungan sekitar, melainkan siswa langsung diajak keluar kelas, kemudian mengajak siswa bermain kompetitif area secara berkelompok yang berlomba secara sukarela untuk mengumpulkan sampah sebanyak-banyaknya, tanpa melakukan kegiatan diskusi tentang bagaimana gerakan memungut sampah yang benar, memilah antara sampah organik dan anorganik. Pada akhir kegiatan pembelajaran pun tidak nampak adanya penguatan materi, tidak ada evaluasi/refleksi, serta tanpa doa penutup pembelajaran.

    Namun, meski begitu video pembelajaran tersebut memiliki keunikan dan keunggulan, yakni guru menggunakan model pembelajaran kompetitif area secara berkelompok untuk mengumpulkan sampah sebanyak-banyaknya dengan aturan yang menang mendapatkan kesempatan masuk kelas terlebih dahulu. Permainan tersebut selain memotivasi siswa untuk semangat membersihkan sampah, juga dilakukan seorang guru untuk menjaga kebersihan lingkungan sekolah, serta menumbuhkan karakter siswa peduli lingkungan.

Leave a Reply